Pernikahan sepupuku berlangsung dengan meriah beberapa hari setelah aku bertemu kembali dengan Indra. Kapal terbang Singapore Airlines membawaku kembali ke kehidupan sekolahku seminggu setelah pesta itu berakhir. Sepanjang perjalanan kembali ke kotaku, aku terus merenung, bengong melihat langit yang gelap di luar. Rasanya ingin sekali aku kabur dari pesawat ini, tinggal bersama Indra di Jakarta.
Sementara itu om yang duduk di sebelahku tak henti-hentinya mencoba mengajakku ngobrol, hanya kulayani dengan seperlunya.
Sebuah hujan guntur menggelegar di tengah-tengah langit yang gelap, jauh dari pesawatku.
Tanpa terasa air mataku menetes membasahi pipi.