Seperti biasanya, setelah ujian akhir semester selesai, universitas2 di sini berlibur panjang, kira2 dari pertengahan Desember sampai awal January. Kami mahasiswa Indonesia di kota ini seperti biasanya mengadakan pesta akhir tahun sebelum ujian akhir semester dimulai sebagai ajang kumpul2 bersama terakhir sebelum ujian dan liburan memisahkan kami semua sampai tahun depan.
Aku tiba di pesta sekitar jam 6 sore berdua dengan Ita, rumah tempat pesta itu berdentum dengan dance music yang terdengar jelas dari jalanan. Untung rumah itu letaknya agak terpencil dan agak jauh dari tetangga, kalau enggak pasti sudah dilaporkan ke polisi. Kami berdua langsung menuju ke kebun belakang rumah, tempat anak2 sedang memasak makanan malam di grill dan berendam di jacuzzi. Anto dan Budi sedang berkejar-kejaran di kebun belakang setengah mabuk sementara anak2 lainnya menonton dan menertawai tingkah mereka berdua. Aku mulai membantu ceweq2 lain mempersiapkan salad dan makanan2 lain di dapur sambil menggosip. Henny, sang pemilik rumah, berdiri di pintu kebun mengusir cowok2 yang kelaparan dari memasuki dapur supaya kami bisa menyiapkan makan malam dengan tenang.
Sedang sibuk2nya memanaskan makanan dengan microwave dan mempersiapkan piring2 dsb, tiba2 Ita menyikut lenganku sambil berbisik, "ness, liat tuh, ness!". Aku memalingkan kepala, mataku langsung bertatapan dengan Indra yang baru saja tiba dan sedang berjalan ke arah kebun. Mata kami berdua beradu bertatapan sekitar lima detik sebelum akhirnya sikut Ita menghajar lenganku keras, "jangan diliatin terus, ntar kena hipnotis lagi". Ita tahu benar situasi yang rumit antara aku dan Indra : di satu sisi aku sebeneranya suka dengan Indra, aku suka berhubungan seks dengan Indra, tapi di sisi lain Indra dengan seenaknya memperkosa dan mencicipi tubuhku dengan paksa, sampai lima kali pula (ada beberapa kejadian yang belum aku masukkan ke diary ini). Ita sebagai sahabatku yang baik berusaha menyadarkanku dan menjauhkanku dari Indra, tapi bagaikan orang ketagihan narkoba, aku masih merasa sangat tertarik secara fisik dengan Indra.
Indra memalingkan mukanya kembali dan berjalan lurus ke kebun, mengambil sebotol bir dari peti es, dan menonton Anto dan Budi yang sekarang sedang adu kuat push-up.
Kami semua mulai makan sekitar jam 7 malam. Kebun belakang sudah penuh dengan orang2 yang terus berdatangan. Beberapa tetangga yang orang bule malah ikut makan malam dengan kita dan minum2 di kebun. Hidangan malam itu berupa hamburger yang di grill, semua orang tinggal mengambil daging, sayuran, dan roti untuk membuat burger sendiri.
Aku dan Ita duduk di sebuah pojokan dengan Henny dan Edwin, pacarnya. Kami berempat mengobrol tentang rencana liburan dan tahun baruan.
Tak lama kemudian, Henny, Edwin, dan Ita selesai makan dan pergi mengambil minuman. Aku terlalu banyak mengobrol dengan mereka bertiga dan sebagai akibatnya makananku baru setengah habis. Perlahan-lahan aku menghabiskan makananku di pojokan sambil melihat orang-orang di pesta itu. Anto dan Budi ternyata sudah kecapaian, mereka duduk berbanyakan sambil makan dan minum bir. Dua orang bule tetangga Henny sedang mengobrol dengan Audrey. Sementara itu ada seseorang berjalan ke arahku dari sudut pandang mataku. Aku berpaling melihat Indra berusaha menembus gerombolan orang2 di pesta menuju ke arahku. Dengan segera aku mulai merasa panik dan melihat ke sekelilingku, pojokan ini cukup terbuka, dan tak ada tempat persembunyian untukku menghilang sementara, ataupun untuk Indra menyeretku dan memperkosaku.
Hatiku berdebar-debar mengawasi Indra berjalan ke arahku. Tapi rupanya ada sesuatu yang beda.. tidak ada senyuman di bibir seperti biasanya ketika aku terpojok dan dia sudah akan berbuat semaunya kepadaku.. tidak ada siratan penuh kemenangan di mukanya kali ini. Dia berjalan ke arahku dan berdiri semeter dariku,"Halo Ness"
Aku mendesis,"Loe mau apa? Jangan kira gua engga bakal teriak kali ini."
"Jangan takut.. gua cuma mau ngomong sama loe doang koq.. Gua udah lulus, ness, .. dan bakal pulang ke Indo tanggal 18. Cuma mau bilang good-bye doang, dan gua mau minta maaf buat kelakuan gua selama ini."
Indra berhenti sebentar dan menunggu reaksiku....
Dia menyadari aku akan diam saja, dan meneruskan,
"Ness, sebenernya aku sayang banget sama kamu, tapi toh kamu sudah jadi milik Doni. Aku engga tau mesti gimana lagi deh. Maapin gua deh.. ", Indra mencium pipiku dan pergi.
Sepanjang jalan pulang aku diam saja sementara Ita berceloteh tentang gosip2 yang didapat dari pesta tadi. Pikiranku melayang-layang memikirkan Indra dan aku, semua kejadian di antara kami berdua terbayang di otakku bagaikan film layar lebar, bermula dari perkenalan kami berdua, hubungan seks sebagai teman, sampai ketika perkosaan beramai-ramai itu berlangsung.
Malam itu susah sekali aku tidur...
--------------------------
Ujian demi ujian berlangsung dengan cepat, tanpa aku sempat berpikir banyak lagi tentang kepulangan Indra. Aku menyelesaikan ujian terakhirku pada tanggal 17, sekitar jam 5 sore. Dengan gembira aku berjalan keluar gedung dan mengambil nafas dalam-dalam. Lega sekali rasanya...
Aku berjalan kaki keluar kampus dan menuju kembali ke apartemenku, ujian Ita selesai hari ini juga dan kami berencana akan menyusuri dance clubs malam ini. Setibanya di apartemenku, aku menemukan secarik kertas ditempel di pintu : "Sorry Ness, gua pinjem apartemen elo. Deket kampus & cowoknya hot! -- Ita". Aku berusaha mengintip ke dalam lewat jendela luar, tapi kamar tidurku terletak di ujung belakang apartemen, dan tirai jendela ditutup. Kudekati kupingku ke pintu, samar-samar bisa terdengar desahan2 dan jeritan Ita. "Hmph.. lucky girl," kupikir..
Aku duduk di mobilku beberapa saat, siapa tahu Ita akan beres dengan cepat dan kami masih bisa jalan-jalan malam ini. Setelah menunggu setengah jam, aku menyerah, dan menyetir mobilku keluar. Aku berkeliling tanpa tujuan ketika tiba2 aku menyadari mobilku ada di dekat rumah Indra. Dari luar terlihat sepi, meskipun lampu di dalam menyala semua. Kuparkir mobilku di dekat rumah Indra, dan aku duduk di mobilku memikirkan kata-kata Indra di pesta. Dengan seenaknya saja Indra memperkosaku dan mengharapkan maaf seperti itu saja ? Amarahku bangkit memikirkan tindakan2 Indra selama ini. Meskipun aku menyadari kenikmatan yang kudapat dari perkosaan dan seks dengan Indra, kubuang pikiran itu jauh-jauh. Makin kupikir, semakin marah rasanya, dan aku pun semakin bernafsu untuk menampar muka Indra. Tanpa kupikir lebih jauh lagi, tiba-tiba tubuhku sudah berjalan sendiri ke arah rumah Indra. Kugedor keras-keras pintu depan rumahnya.
Begitu pintu itu dibuka, tanpa basa-basi langsung kuhajar muka Indra. Tubuh Indra jatuh terduduk ke lantai, terkejut dengan serangan mendadak itu. Sambil menyumpah serapah, aku terus menyerang Indra di lantai, sampai Indra akhirnya berhasil menangkap kedua lenganku dan mendorong tubuhku ke lantai. Aku menggeliat-geliat berusaha mendorong Indra.
Indra dengan sabarnya menunggu sampai aku kecapaian sendiri dan agak tenang, lalu melepaskan tanganku dan membantuku berdiri. Aku menyandarkan tubuhku ke tembok sebentar untuk mengejar napas yang memburu. Setelah agak tenang, aku berjalan ke arah Indra, dan menampar mukanya keras-keras,"Sialan loe.. tau engga gua sakit banget abis diperkosa berenam ? Gua mesti ngebohong sama Doni bahwa gua lagi sakit kepala engga bisa ML sama dia," aku menyerocos terus mengomeli Indra. Sementara Indra sendiri hanya diam mendengarkan keluh kesahku.
Akhirnya aku capai mengomel terus, dan duduk terdiam di lantai ruang tamu. Aku baru menyadari bahwa semua perabotan rumah telah dikosongkan, dan hanya ada sebuah koper besar dan ransel berisi barang-barang Indra di ruang tamu itu. Aku bangkit dan berjalan keliling rumah, melihat kamar-kamar di rumah itu yang sekarang sudah kosong dan terasa sangat berbeda dengan bayangan rumah Indra yang ada di otak ku.
Ketika aku membuka pintu ke kamar Indra di lantai 2, tinggal tersisa sebuah kasur di tengah ruangan, diterangi lilin-lilin kecil mengelilingi ruangan itu. Ada sebuah boneka beruang di tengah ranjang yang kuberikan ke Indra sebagai hadiah ulang tahun ketika kami masih berteman. Hatiku tersentuh oleh suasana romantik di kamarnya itu.
Kurasakan lengan Indra memeluk pinggangku dari belakang,"Ness, gua udah beberapa hari berharap elo bakal datang. Tiap malam gua sengaja engga ketemu temen-temen gua dan nyiapin kamar gua seperti ini. Kalo elo mau, gua pengen bercinta dengan elo untuk terakhir kalinya sebelum gua pulang. Kalo engga mau, jangan takut gua engga bakal maksa."
Aku menjawab Indra dengan melepaskan kancing kemejanya satu persatu. Kulepaskan pula jeans dan celana dalamnya, dan kutarik tangannya menuju ranjang. Indra duduk di atas ranjang sementara pakaianku jatuh satu persatu ke lantai. Lalu aku naik ke pangkuan Indra, dan perlahan-lahan kejantanannya melesak ke dalam vaginaku. Tangan Indra asyik menikmati payudaraku sambil tubuh kami berdua bergoyang-goyang perlahan. Kami berdua bercinta dengan penuh perasaan, perlahan-lahan Indra membawaku ke orgasme demi orgasme sebelum akhirnya dia mencapai puncak.
Kami berdua berpelukan telanjang sambil bernapas terengah-engah. Tanpa banyak berbicara kami tertidur kecapaian. Setelah sekitar setengah jam, aku terbangun oleh elusan-elusan halus Indra di payudaraku. Nafsuku kembali bangkit dan aku mengocok kemaluan Indra perlahan-lahan. Indra menarik tanganku berdiri, dan kami berdua berjalan mengelilingi rumah. Di setiap kamar di rumah itu, kami bercinta, kadang-kadang dengan lemah lembut, kadang-kadang penuh nafsu dan cepat.
Pagi hari akhirnya tiba ketika kami berjalan gontai kembali ke kamar tidur Indra.
Meskipun kapal terbang Indra berangkat tidak lama lagi, kami masih menyempatkan diri menjilati kemaluan satu sama lain sekali lagi.
11 comments:
ness..or who ever u r..jgn berenti yah utk nulis milis ini..krn gaya nulis lo enak bgt,dan mudah utk org bisa baca sekaligus ngehayalin ceritanya..pokoknya JGN BERENTI NULIS!!! Hidup ngeseks..emang surga yg ada di dunia hanya SEKS!!! gua tunggu y cerita2 lo selanjutnya!
Hello Ness, well I think u're really a bitch that can i fuck everyday, but now u're a Queen, good queen. well see ya Fuecker lady, I wanna fuck u sometimes
WD
??? masih aja nulis cerita tentang seks...tapi asyik juga ya...?
gw mau donk ngeseks ma lu juga nesss jangan malu- malu deh nyebutin nama asli lo...
ukuran punya gw...
panjang kurang lebih 27cm lho
Gw gak tau mo ngomong apaan...gw ngerti banget apa yang lo rasain. btw, jadi hubungan lo ma indra selsai disitu ya??? sebenernya kalau di liat dari cerita lo, indra kayaknya cinta ma lo n lo juga ada rasa ma dia. good luck ya Ness....
gokil nih.. gw jadi pengen gilak.. dah berkali kali gonta ganti kontol, tapi blom bisa bayangin yang kek ness cerita..
maw dong di perkosa 6 orang sekaligus
imaginasi bisa jadi beneran...
apa yang terjadi ya terjadilah...
cinta itu harus diperjuangkan...
ya ampuuuuuuuuuun mbak nessa keren bgt wlopun udah jadi bitch lady tapi tetep nekat ngefuck waduh mimi jadi pengen gitu juga gimana rasanya ya..............
Koq, cerita yang terakhir jd hilang. (fnovaid@gmail.com)
Sorry fnovaid, blog terakhir gua tarik dulu dari peredaran soalnya belum beres diketik isinya. Kemaren itu salah pencet tombol..
hallo g tidak tahu mungkin cerita yang kamu tulis itu benar
tapi apa pernah terpikir unutk married saja n dengan satu orang yang kamu cinta n dia benar2 terima kamu apa adanya
tidak ganti2 pasangan lagi
GBU
mbak nessa dosa lho kayak gitu. hukumannya masuk neraka dengan siksaan yang sangat sangat berat. tobatlah kepada Allah dan berhenti melakukan seks.
Post a Comment