Beberapa hari kemudian, aku bersiap2 untuk pergi ke konferensi. Travel bag-ku terbuka di ranjang, aku memilih2 beberapa setelan kemeja, celana panjang, dan jas untuk dibawa. Tak lupa aku masukkan bikini putih yang sungguh membuat Doni lupa diri, juga sports bra, celana panjang yoga ketat dan sepasang sepatu untuk jogging. Meskipun sibuk dengan konferensi atau kunjungan kerja, aku selalu menyempatkan diri untuk berolahraga renang atau treadmill di hotel untuk menjaga kesehatan.
Sepasang tangan memeluk dadaku dari belakang,"I'll miss you"
"hihi, kan tadi malam sudah dikasih jatah"
"Iya, tapi engga cukup untuk seminggu penuh," rengek Doni.
Aku cuekin cowokku itu, terus mengambil baju keperluanku selama travel ini. Aku meraih celana dalam dan beha dari lemari, tetapi di setop oleh Doni. Senyuman di tampang Doni menandakan pikiran nakal cowok itu, dia mengambil pakaian dalam model biasa yang kupilih, lalu memilih beberapa celana dalam dan beha berenda paling seksi yang kumiliki, dan menaruh semua itu ke dalam tas ku.
"Don, kamu ngapain sihhh, ini kan travel untuk kerja"
"Iya, engga apa-apa, supaya teman2 kerja kamu engga bosen di sana," cengiran nakal lagi.
"Jangan lupa ini," Doni menyodorkan satu kotak kondom.
"Don, kamu gila ya? Serius nih?" ujarku bingung
Doni menaruh kondom itu ke dalam tas aku dan menutup retsleting.
"Don, kamu rela ?"
"Aku rela, kalau kamu bisa janji ini cuma fisik doang, dan rekam videonya"
"Don, elo tahu kan, aku cinta kamu," aku memeluk cowokku itu. "Aku engga perlu cowok2 lain"
"Aku rela Ness, aku penasaran". Doni meraih daguku dan mencium lembut bibirku, kemaluannya mulai mengeras dibalik celana. Memang sejak perbincangan kami, fantasi ini tentang Doni berbagi tubuh ceweknya dengan pria lain, selalu menyulut api birahi antara kami berdua. Tak dapat kusangkal, aku pun penasaran dan terpancing. Kami berdua saling memagut, tangan Doni meraba-raba payudaraku berusaha memancing gairahku. Jari telunjuk Doni mengusap bibir kewanitaanku yang mulai becek.
Kesunyian itu dipecah deringan teleponku, taxi yang kupesan sudah menunggu di depan.
"Oke Don, aku mesti pergi." kukecup bibir cowokku itu satu kali lagi, lalu berangkat dengan taxi. Kutinggalkan cowok aku yang menjilat cairan kewanitaanku di jari telunjuknya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari pertama konferensi itu sudah berlalu, aku langsung tertidur kecapaian. Seperti biasanya, aku bangun subuh untuk berolahraga, dimulai dengan treadmill dan lalu berenang 30-40 keliling. Sengaja aku mulai olahraga di subuh hari, sebelum ada orang lain di ruang olahraga dan kolam renang. Aku asyik mendengarkan podcast dan berita di headphone ku sambil berlari di treadmill, keringat membasahi seluruh permukaan kulitku dan membuat tubuhku seolah2 mengkilau. Saking asyiknya berolahraga tanpa bisa mendengar suara2 lain, seluruh perhatianku terfokus ke lari secepat mungkin until mencapai kilometer berikutnya.
Ketika seseorang lain nail ke treadmill di sebelahku, aku sungguh2 kaget, konsentrasiku terbuyar dan kakiku menginjak keluar daerah lari di treadmill, aku terjengkang jatuh.
Aku mencoba duduk tegak secepat mungkin, menahan malu. Tapi keseimbanganku masih belum pulih, dan muka terasa merah panas. Orang disebelah itu tergesa datang membantuku duduk.
Aku mencopot headphone.
"Are you ok?? My gosh that was quite a fall! I hope you didn't break any bones"
Aku tersenyum malu, "I think only my pride was hurt. Thanks for the help"
Dia memapahku duduk di salah satu mesin olahraga, dan membawa segelas air minum. Kami berdua mengobrol sebentar, ternyata namanya Trey, juga di sana untuk menghadiri konferensi yang sama. Aku meneruskan dengan berganti baju dengan bikini putih dan berenang.
Ketika aku selesai rutin berenang, aku berjalan ke arah ruang ganti pakaian. Trey sedang duduk di kolam air panas mengistirahatkan ototnya. Dia mengajak aku ikut duduk. Kami teruskan mengobrol. Karena latar belakan Trey ternyata mirip denganku, obrolan kami nyambung sekali. Dan Trey memang lucu orangnya, membuatku tertawa tawa. Setiap kali aku tertawa, buah dadaku yang hanya tertutup secarik kain bikini putih terguncang guncang, dan Trey selalu mencuri curi pandangan. Nafsuku agak tinggi hari itu, setelah berapa hari tidak dicumbui oleh cowokku Doni, aku iseng memegang lengan Trey yang berotot, setiap kali dia menceritakan lelucon. Dan lama lama tanganku menjalar ke punggung dan dada Trey yang bidang. Aku mendekatkan diri, dan menyenggolkan buah dadaku ke lengan Trey. Tampak sekali kemaluan dia sudah keras menantang, dibawah permukaan air hangat.
"Trey, aku mesti shower dan bersiap soap untik konferensi hari ini. Thank you tadi membantuku berdiri."
"Ok ness.. duduk sini bentar lagi aja. Masih banyak waktu"
"Aku mesti shower dulu nih"
"Mau aku bantuin shower?"
Aku agak terperangah dengan pertanyaan yang secara langsung itu. Sejak tadi aku yang satu satunya menggodai Trey, sekarang dia membalikkan situasi.
"Cowok aku engga bakal suka aku mandi dengan orang lain"
"Apa dia suka kamu menyuguhkan payudara kamu dengan bikini tipis ini ke orang yang baru kamu kenal? Dan menggoyang susu kamu ke lenganku?"
Trey tiba tiba menjadi agresif sekali, membuatku semakin tergoda.
"Eng... Engga... "
Trey tiba tiba mencekal lenganku dan menarik ke arah bilik shower pria. Aku entah mengapa aku hanya menuruti. Seketika kami tertutup dari kolam tenang dibelakang tembok, Trey langsung mempereteli bikini atasku, melepaskan kedua buah dadaku. Lengan Trey mendorong pundakku bersimpuh di depan dia, lalu dia meloloskan celana pendeknya. Kemaluan Trey yang cukup besar itu terpampang di depanku, siap diservis. Aku mengecup ujungnya berapa kali lalu mulai mengkaraoke kejantanannya.
Tangan Trey menggapai gapai mencari buah dadaku, lalu menjepit dan memelintir putingku. Aku hanya bisa menggumam menikmati ransangan di dadaku, sementara mulutku penuh denga kemaluan dia. Tanganku sibuk mengelus lembut biji Trey dan sesekali memuaskan kemaluan Trey diantara jepitan buah dadaku.
Tangan Trey semakin aktif memegang kepalaku naik turun di kemaluannya, semakin cepat dan dalam. Diiringi lemasan lembut di buah pelirnya, Trey menggeram kerasa dan menghujamkan kemaluannya dalam dalam, sambil melepaskan air maninya di tenggorokanku.
Kemaluan Trey perlahan lahan lepas dari mulutku, dia mengambil bikini atasku untuk mengelap sperma dari batang kemaluan, lalu melempar secarik kain itu ke arahku. Aku memasang bikini itu di dadaku masih lengket dengan sperma pria yang bukan cowok aku. Trey menarik aku berdiri lalu mencium bibirku dalam dalam. Kami sempat bertukar nomer telepon sebelum berpisah pagi itu.
No comments:
Post a Comment