Sejak pertemuanku dengan Doni di akhir pekan yang panjang itu, dia hampir setiap malam meneleponku sebelum tidur. Hubungan di antara kami semakin dekat saja, meskipun kami belum sempat bertemu secara langsung sejak akhir pekan itu karena kesibukan sekolah.
Akhir pekan yang lalu akhirnya Doni menyempatkan diri untuk datang ke kotaku, kebetulan malam itu ada pesta ulang tahun salah satu mahasiswa lain yang kenal dengan kami berdua.
Doni mulai menyetir setelah kelas terakhirnya usai, dan rencananya dia akan mampir ke apartemenku untuk ganti baju dan kita akan pergi berbarengan ke pesta ulang tahun.
Aku mulai bersiap-siap sekitar jam 5 sore, dan mengenakan baju yang
baru saja kubeli minggu kemarin, mirip foto di sebelah kiri.
Doni tiba di apartemenku sekitar jam 6, bersamaan dengan waktu mulai pesta ulang tahun. Dia cepat2 berganti baju di kamar mandiku, dan kami berdua pun bergegas pergi.
Kami berdua duduk berdampingan di meja makan malam, sambil mengobrol dengan teman2 diam2 di bawah meja tangan kami masing2 saling mengusap dan mengelus.
Aku mulanya hanya mengusap2 paha Doni saja, tapi makin lama semakin naik ke arah kemaluannya yang semakin mengeras. Sementara tangan Doni menyusup ke bawah rok ku dan mengusap2 vaginaku dari luar celana dalam. Rupanya Doni bisa menebak bahwa aku mengenakan celana dalam yang berenda-renda, aku bisa merasakan kemaluannya mengejang sebentar ketika jarinya pertama kali menyentuh celana dalamku.
Kami semua pergi ke dance club setelah makan malam, Doni dan aku memilih untuk duduk di pojokan sambil minum2 dan mengobrol. Tangan Doni terselip di bawah hem dress-ku, mengusap-usap paha. Kami saling bercerita tentang pengalaman hidup di luar negeri, sekolah, pacaran. Ketika kuberitahu Doni jumlah cowok yang sudah pernah tidur denganku, matanya terbelalak dan mulutnya terbuka lebar saking terkejutnya. "Wow, ness, elo udah pengalaman banget yah.. gua belum pernah ketemu cewek kaya elo".
Akupun tersipu2 mendengar komentar Doni. Doni sendiri ternyata sudah cukup banyak "koleksi" cewek yang pernah ditaklukkannya, dan sejak SMA dia sudah sering berhubungan badan dengan pacar2nya.
Sekitar jam 12, vaginaku sudah semakin basah dengan rangsangan2 dari tangan Doni. Aku menyeret Doni keluar dan kami cepat2 menyetir kembali ke apartemenku. Dengan terburu2 aku mulai membuka pakaian Doni begitu kami masuk ke dalam. Ketika dia sudah telanjang bulat, aku mulai melepaskan dress-ku, tapi Doni mencegahnya. Dia malah mendorong tubuhku ke tembok, dan melepaskan celana dalamku. Lalu dia berjongkok dan mengangkat kaki kiriku ke pundaknya, dan dia mulai menjilati vaginaku. Kuremas rambutnya dan kutarik kepalanya ke arah pangkal pahaku, menikmati rangsangan2 di bibir luar vaginaku.
Tak lama kemudian Doni berdiri dan membalik tubuhku menghadap tembok.. terasa kejantanannya menusuk2 dari belakang, sementara tangannya meremas2 payudaraku.
Malam itu aku berulangkali orgasme disetubuhi Doni dengan berbagai posisi. Sekitar jam 3 kami akhirnya tertidur kecapaian dengan kemaluan Doni masih tertancap di vaginaku. Baju pestaku sudah ternodai sperma yang mengering di mana2, dan aku belum sempat melepaskan bajuku itu ketika tertidur di pelukan Doni.
No comments:
Post a Comment