Saturday, November 26, 2005

Efek-efek Samping

Sejak kejadian di pesta ulang tahun Indra, aku malah menjadi semakin bingung terhadap perasaanku untuk Indra. Hubungan seks antara kita berdua memang selalu nikmat, kadang-kadang sangat nikmat. Hanya saja dia tidak bisa menutup mulutnya, dan selalu menyombong ke semua orang tentang ngentot denganku, tentang tubuhku yang sintal menggeliat-geliat diterobos kejantanannya, tentang vaginaku menetes-netes dengan spermanya setiap kali kami selesai bersenggama.



Terus terang aku takut namaku tercemar, dan itu sebabnya aku tidak menggunakan nama lengkapku di diary ini, juga aku tidak menyebutkan kota tempatku tinggal dll.

Beberapa hari setelah pesta ulang tahun Indra, aku dan Ita pergi ke pesta Halloween yang diadakan persatuan mahasiswa internasional di kampusku. Seperti biasanya, semua tamu pesta diharuskan memakai kostum, biasanya bertema horor.
Kali ini aku mengenakan kostum ini :
Memang tidak terlalu seksi, tapi tujuanku malam itu hanya untuk bersenang-senang dan bukan untuk mencari pasangan seks. Sayang sekali Doni tidak bisa ikut denganku ke pesta ini karena dia mesti mempersiapkan diri untuk ulangan keesokan harinya, dan Ita datang ke pesta sebagai date-nya Jack, cowok bule yang dulu pernah meniduriku.

Aku tiba di pesta sekitar pukul 9, dan kebanyakan orang sudah mulai dance dengan partner masing-masing. Beberapa cewek Vietnam dan Thailand yang kukenal sedang ngerumpi di sebuah meja, dan aku pun ikut duduk disana sambil mengobrol dan minum wine yang tersedia. Seperti biasa kami mengobrol tentang cowok-cowok ganteng di pesta itu. Lin, salah satu teman Vietnamku menanyakan tentang Budi yang tampil keren mempamerkan ototnya di pesta itu dengan kostum gladiator. Kuceritakan beberapa pengalamanku dengan Budi dan betapa puasnya aku dengan servis Budi di ranjang. Lin tampaknya semakin tertarik, dia menghampiri Budi dan mereka berdua mengobrol. Dia memang salah satu cewek Vietnam yang cantik dan berbodi bahenol. Kupikir dalam hati.. enak banget nih Budi seperti singa lapar kusodori daging mentah.
Sambil asyik menonton Lin dan Budi, kami cewek2 di meja itu tak habis-habisnya cekikikan dan minum-minum. Akhirnya satu per satu cewek di meja itu diajaki cowok2 single untuk dance. Aku diajak beberapa kali pula, tapi benar2 tidak sedang mood.
Sekitar pukul 11, aku mulai berjalan melewati kampus untuk kembali ke apartemenku, sementara kebanyakan anak2 lainnya malah baru saja tiba. Entah mengapa aku sama sekali tidak berniat bersosialisasi dengan orang2 malam itu.

Langit agak mendung malam itu, dan temperatur udara turun jauh setelah matahari terbenam, menciptakan kabut tipis di udara. Sementara di kejauhan masih terdengar suara pesta Halloween yang baru kutinggalkan. Cahaya bulan yang hampir habis diredam oleh kabut satu-satunya sumber cahaya di jalan yang kulalui. Aku memutuskan untuk jalan melewati salah satu gedung kelas di kampus daripada di jalan setapak di luar yang gelap. Gedung itu panjang sekali, penuh dengan ruangan2 kelas, dan setiap siang hari pasti penuh dengan mahasiswa yang lalu lalang di koridor ini. Tetapi malam hari gedung ini sepi sekali, kebanyakan orang belajar di perpustakaan, atau sedang berpesta Halloween. Aku berjalan melewati sepertiga panjang gedung itu ketika sebuah pintu, entah di mana, tergebrak menutup. Dengan kaget aku berbalik melihat ke belakang, di dekat pintu WC ada seorang cowok Asia yang sedang merapikan kostumnya, dia melambai dan tersenyum kepadaku. Aku pun melambai sambil jantungku berdebar-debar tak karuan. Cowok itu mengenakan topengnya, dan berjalan keluar gedung. Fiuh.. kaget sekali aku, untung tidak ada penyakit jantung.

Ketika aku membalik tubuhku, entah dari mana, sudah ada cowok lain mengenakan kostum tuxedo dengan topeng Drakula berdiri di depanku. Dengan cepat ia menutup mulutku dengan tangannya, dan menyeretku ke sebuah ruangan kelas. Aku tidak sempat bereaksi saking kagetnya, dan ketika aku menyadari apa yang sedang terjadi, cowok itu sudah mengikat tanganku ke kaki meja di kelas itu, dan tubuhku terlentang di atas meja. Baru saja aku berpikir untuk berteriak meminta tolong, cowok itu menempelkan sebuah plester ke mulutku. Tanpa banyak bicara, Drakula menyingkapkan rok panjangku, dan menjilati kemaluanku dari luar celana dalam. Kedua tangannya memegangi pahaku yang terbuka lebar. Celana dalamku sampai basah oleh air liurnya. Terasa sekali dari jilatan2 itu bahwa Drakula sangat paham cara2 memuaskan dan memancing nafsu wanita. Ketika akhirnya dia berdiri dan menarik lepas celana dalamku, aku sudah sangat bernafsu dan siap mengentoti siapa saja yang ada dekatku. Drakula melepaskan ikatan di kaki meja, dan membiarkan kedua lenganku terikat di punggungku, kemudian dia berdiri di depanku, dan membuka tuxedonya sampai tinggal sebuah topeng menutupi muka Perlahan-lahan dia mendekati tubuhku dengan penis yang berdiri tegak siap menembus vaginaku. Aku menutup mata karena aku tak ingin dia melihat birahi di mataku, dan bersiap-siap menerima perkosaan ini. Tiba-tiba sepasang tangan meremas payudaraku dari belakang. Dengan kagetnya aku memalingkan kepala, dan aku sekilas sempat melihat cowok lain bertopeng Kelinci ketika si Drakula menghujamkan kontolnya ke tubuhku dari depan. Tubuhku mengejang menerima penis Drakula yang cukup besar, dan karena jilatan2 di kemaluanku sebelumnya, aku langsung orgasme diperkosa seperti itu.

Drakula langsung menggenjot tubuhku tanpa tedeng aling-aling, tanpa menghiraukanku yang sedang orgasme dan menggeliat di atas meja. Beberapa detik lamanya aku menikmati gesekan penis yang besar itu dibarengi remasan-remasan di payudaraku dari si Kelinci. Ketika akhirnya orgasmeku berhenti, si Kelinci menarik tubuhku duduk tegak di atas kemaluan Drakula; Tanpa ba-bi-bu, tiba-tiba aku merasakan sakit yang luar biasa di anusku ketika si Kelinci menusukkan kemaluannya di sana.
Jadilah aku diperkosa dua pria sekaligus di gedung kosong itu, gaun panjangku sudah tersingkap dari pinggangku, dan kedua penis itu bergantian memasuki tubuhku dari dua arah yang berlawanan, kadang-kadang mereka bersamaan masuk ke tubuhku menghimpit tubuhku di tengah. Mula-mulanya aku merasa malu sekali mendapatkan orgasme diperkosa, lambat laun erangan dan desahanku tak dapat kutahan lagi, malahan aku kadang-kadang berteriak minta disetubuhi lebih cepat lagi setelah plester di mulutku dilepas oleh Kelinci.
Sekitar 15 menit lamanya aku diperkosa berdiri seperti itu, tangan Drakula yang ada di pantatku meremas keras dan penisnya membesar di dalam rongga kewanitaanku. Dengan erangan yang sangat maskulin, penis Drakula mengeluarkan air mani di dalam tubuhku.
si Drakula lalu berjalan sempoyongan ke arah meja lain yang kosong dan berbaring di sana mengumpulkan tenaga, sementara si Kelinci masih asyik menyodomi pantatku sambil meremas-remas payudaraku.
Aku sempat berpikir "Tinggal satu lagi dipuaskan, lalu mungkin aku akan dilepaskan"
Tetapi harapanku hancur ketika si Drakula mengeluarkan HP dari kantung tuxedonya, dan beberapa kali menelepon dari pojok ruangan itu sambil berbisik-bisik. Tak lama kemudian 4 pria lain muncul di ruangan itu, semuanya berpakaian tuxedo dengan topeng yang berlainan.
Nafsuku yang sedang tinggi disetubuhi oleh Kelinci bertambah beberapa kali lipat membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya. Payudaraku terpampang jelas di depan pria-pria yang tak jelas identitasnya itu, hanya gaun bawahku menutupi persetubuhan yang sedang berlangsung itu. Desahan-desahanku memenuhi ruangan itu memancing nafsu semua yang ada di situ.
Para pendatang baru sedang membuka baju bersiap-siap menyetubuhiku ketika si Kelinci menancapkan kemaluannya dalam-dalam dan menyemprotkan spermanya di dalam anusku.
Sambil mengejar napasnya, dia memeluk tubuhku dari belakang, mengusap-usap payudaraku. Lalu dia menaruh tubuhku di atas meja dan pergi berbaring di meja yang lain.
Tubuhku yang basah berkeringat tergeletak di atas meja beberapa saat, mengistirahatkan otot-otot yang pegal setelah disetubuhi secara buas tadi. Hampir aku tertidur kecapaian di atas meja ketika kurasakan sebuah penis dipukul-pukulkan ke pantatku yang terbuka. Sepasang tangan yang kekar merengkuh payudaraku dan menarik tubuhku kebelakang menancap di penis yang besar itu. Aku mendesah merasakan kenikmatan penis ketiga malam itu.
Pria bertopeng Keledai di belakangku rupanya sudah sangat terangsang melihat permainanku dengan Kelinci tadi, dia menggenjot tubuhku tak terlalu lama sebelum pertahanannya runtuh dan spermanya membanjir di dalam vaginaku.
Pria lain bertopeng Singa mendorong Keledai ke samping, dan dengan tak sabar mendorong penisnya masuk. Kali ini ternyata dia sudah cukup berpengalaman dengan wanita. Dengan rangsangan-rangsangan dan sentuhan di daerah sensitifku, Singa berhasil membuatku takluk dan menggeliat penuh kenikmatan disenggamai. Ketika persetubuhan itu usai, aku menggumam sambil setengah sadar, "terus lagi.. terus lagi..."
Dan enam pria bertopeng di ruangan kelas itu terus-terusan menggilir tubuhku yang akhirnya bugil menjelang tengah malam. Kami semua mendaki puncak kenikmatan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sungguh tidak senonoh dilakukan berdua, apalagi berenam seperti itu. Mereka masing-masing setidaknya kebagian sampai tiga kali merasakan kenikmatan tubuhku malam itu, kadang-kadang sendirian, kadang-kadang berdua berbarengan menyetubuhiku. Tidak ada lubang di tubuhku yang tidak dijamah lelaki malam itu, setiap inci kulitku dilumuri entah ludah jilatan pemerkosaku atau sperma entah laki-laki yang mana. Malam itu aku benar-benar menjadi wanita pelacur pemuas kebutuhan seks mereka berenam.

Ketika akhirnya mereka puas memperkosaku, satu persatu mereka mengenakan kembali pakaian mereka, meninggalkan tubuhku yang bugil di atas meja di depan kelas.
Saking kecapaian, aku tertidur telentang di meja itu sampai dinginnya AC malam itu membangunkanku sekitar pukul 3 pagi. Seluruh tubuhku terasa sakit-sakit dan penuh bekas cupangan. Noda-noda putih dari sperma yang mengering menutupi tubuhku, di antara kakiku, di buah dadaku, dan di rambutku. Aku berjalan tertatih-tatih ke arah pakaianku yang tertumpuk di lantai. Ada secarik kertas di selipkan di sana, "Ness, memek elo legit banget deh malem ini. Laen kali udah engga perlu pake celana dalam kalo ke kampus, toh gua bilang juga gua bisa perkosa elo kapan aja gua mau hahahaaa"
Seketika itu aku menyadari siapa dalang kejadian malam ini.. "Bangsat loe Indra", kataku menggumam.
"Identitas gua elo tau kan ? yang berlima gua rahasia dulu deh, biar elo kalo ketemu orang Indonesia lagi di kampus nebak-nebak apa orang ini udah pernah nyicipin memek elo belum hahahaa...

Mr. Drakula"

Aku terus terang terlalu capai untuk memikirkan konsekwensi perkosaan ini. Kupakai gaunku kembali, dan aku berjalan kembali ke apartemenku. Lalu aku mandi air panas untuk membersihkan segala sisa-sisa perkosaan tadi, dan tidur dengan letih malam itu.

9 comments:

Anonymous said...

Oh Miss Vanessa, you must phone me, b'coz u're to sexy from ur story. I want to try u more than that.

Anonymous said...

cool but..mungkin yahh mantaplah...
sebetulnya dikau suka dengan yang liar kenapa ga di tumpahin aja semua kecerita ini.masih terasaadayg nahan dari diri..tapi .trus terang thats so.. hot..

add YM gw dunk roady_disaster1@yahoo.co.uk
sapatau bisa bagi2 pengalaman..thx

Anonymous said...

gw cfe, pngn dong ma lo, gw ga prnah nyobain ma ce, slama ni gw cuma ma co gw doang, hub gw y, lil_dian@hiphopindo.net

Anonymous said...

ahh..gue jadi terangsang..Lu maukan bercinta sama gue juga?? gue pasti akan melayani lu sampe 3hari.Gue masih kuat kok..

Anonymous said...

Nice tail.. seneng bgt dah bisa bebas ngeluarin smua yg secara biasa sukar terungkapkan.
Salam dr Gw. Terry (+6281809096060 ...What ever)

Anonymous said...

hebat kamu novelis ya?
wah boleh dong beli buku2nya
kalo ga ajarin bikinnya dong.

Fansmu
wangsa_99@yahoo.com

Anonymous said...

ooo... god....i'm so horny friend....huahahaha aku ingin kenal km friend terlepas dr cerita itu fiksi atau bukan just call me 08156256618 or add me singlepianoman yahoo mesanger

Anonymous said...

duh aku sangat terinspirasi km dan hehehe sometimes aku berfantasi dg km
be my friend ceritamu bagus terlepas dr fiksi atau sungguhan
kita tmnan ya friend 08156256618 i'm pianoman

Anonymous said...

this time sounds like fiction to me...

you know where to find me...