Friday, December 09, 2005

Rasa Bersalah

Dua minggu setelah aku diperkosa beramai-ramai di malam Halloween, Doni akhirnya menyempatkan diri datang ke kotaku diantara kesibukan sekolah dan tugas-tugas akhir semester dia. Aku tentu saja senang sekali dijenguk Doni dan kami berdua memikirkan rencana untuk akhir pekan itu.

Terus terang aku merasa sangat bersalah terhadap Doni karena aku sangat menikmati perkosaan itu, dan aku belum dan tidak akan menceritakan kejadian itu kepada siapapun, terlebih lagi Doni. Di antara kami berdua memang tidak ada perjanjian untuk setia, dan kami setuju untuk bebas tidur dengan siapapun yang kami inginkan, tapi aku yakin perjanjian itu tidak dimaksudkan untuk seks keroyokan seperti dua minggu lalu, meski demikian aku yakin sejak kita mulai pacaran pasti telah ada beberapa cewek yang menghangatkan ranjang Doni.

Saturday, November 26, 2005

Efek-efek Samping

Sejak kejadian di pesta ulang tahun Indra, aku malah menjadi semakin bingung terhadap perasaanku untuk Indra. Hubungan seks antara kita berdua memang selalu nikmat, kadang-kadang sangat nikmat. Hanya saja dia tidak bisa menutup mulutnya, dan selalu menyombong ke semua orang tentang ngentot denganku, tentang tubuhku yang sintal menggeliat-geliat diterobos kejantanannya, tentang vaginaku menetes-netes dengan spermanya setiap kali kami selesai bersenggama.

Saturday, October 22, 2005

Beberapa minggu terakhir ini Doni dan aku bergantian menyetir ke kota masing2 hampir setiap akhir pekan. Sabtu dan Minggu selalu kami lalui penuh dengan hubungan intim yang seru bak pasangan yang sedang berbulan madu. Teman2ku selalu mengerling dengan nakal kepadaku ketika mereka melihatku berjalan dengan agak aneh setiap hari Senin.

Thursday, October 06, 2005

Sejak pertemuanku dengan Doni di akhir pekan yang panjang itu, dia hampir setiap malam meneleponku sebelum tidur. Hubungan di antara kami semakin dekat saja, meskipun kami belum sempat bertemu secara langsung sejak akhir pekan itu karena kesibukan sekolah.

Akhir pekan yang lalu akhirnya Doni menyempatkan diri untuk datang ke kotaku, kebetulan malam itu ada pesta ulang tahun salah satu mahasiswa lain yang kenal dengan kami berdua.

Saturday, September 10, 2005

Akhir Pekan yang Panjang III

Sejak jam 5 aku mempercantik diri untuk pergi makan malam bersama Doni. Pakaian bersih terakhir yang kubawa adalah sebuah jeans yang ketat dan tank top yang ketat pula. Rambutku dikepang ke belakang. Biasanya aku mengenakan baju yang lebih seksi dari itu untuk nge-date, tapi apa boleh buat, hanya ada pakaian itu.
Doni muncul tepat waktu jam 6, dan dia pun ternyata mengenakan baju casual saja, jeans dengan kemeja lengan pendek.
Kami pergi makan di sebuah restoran Korea di dekat kampus. Setelah makan kami pindah ke sebuah bar dan meneruskan ngobrol di sana. Sekitar jam 11, kami berdua sudah merasa sangat mengantuk dan capai, Doni mengantarkan aku pulang ke apartemen temanku.

Friday, September 09, 2005

Akhir Pekan yang Panjang II

Selesai mandi, aku sempat tidur sekitar 3 jam sebelum pergi ke pesta olahraga.
Sambil berjalan ke gymnasium tempat pertandingan, kubeli segelas besar kopi pekat untuk membantuku tetap bangun hari ini. Ketika Doni terlintas dipikiranku, aku jadi tersenyum2 membayangkan dia ngos-ngosan lari di lapangan basket.

Pertandingan basket ternyata baru saja akan dimulai, Doni dan Budi sedang berbicara dengan tim masing2 di pojok yang berseberangan.
Doni terlihat agak capai dan lesu, tetapi begitu dia melihatku, sebuah senyum lebar berkembang di mulutnya. Aku membalas dengan senyum juga dan sebuah blow-kiss.. aku yakin dia tahu bahwa apa yang terjadi tadi malam itu untuk membuat dia kalah dalam pertandingan basket ini.. ternyata dia tidak terlalu peduli rupanya.

Monday, September 05, 2005

Akhir pekan yang panjang

Aku baru saja kembali dari kegiatanku di akhir pekan ini. Hari ini (Senin) adalah hari libur di negara tempatku belajar, dan perkumpulan2 mahasiswa di negara bagian ini mengadakan pesta olahraga hari Sabtu dan Minggu kemarin di kota lain. Sebagai supporter dan fans bola basket yang fanatik, tentu saja aku ikut pergi dengan banyak mahasiswa lainnya untuk mendukung tim dari kota kami.

Aku berencana pergi bareng dengan Budi, yang juga adalah kapten tim basketball kami. Kebetulan jadwalku kosong hari Jumat itu, jadi kami berencana pergi pagi2 sekali berdua menyetir ke kota tujuan. Tentu saja Budi segera mengambil kesempatan itu untuk menginap di apartemenku, katanya supaya bisa berangkat sepagi mungkin hari Jumat.

Saturday, August 27, 2005

Budi (kelanjutan)

Hihi.. aku lupa cerita apa yang terjadi setelah melihat Budi di depan loker ku sedang memegang penis-nya sendiri.

Tanpa berpikir lebih jauh tentang cowok yang di dalam shower, aku membuka handuk yang melilit di tubuhku dan mulai berjalan ke arah Budi yang sudah telanjang. Kami bersetubuh dengan berbagai posisi di antara deretan2 loker. Untung tidak ada orang lain yang datang ketika kami bersenggama. Setelah aku orgasme entah keberapa kalinya, Budi tiba2 mencabut kemaluannya sambil mendekati tubuhku. Aku segera mengambil penis-nya, dan mengusap-usapkan penisnya ke puting susuku. Sambil mengerang keras, Budi menumpahkan spermanya di atas dadaku..

Wednesday, August 24, 2005

Budi

Budi adalah salah satu "teman spesialku" di sini, kami selain berteman dekat, juga saling memuaskan kebutuhan seks satu sama lain. Dia juga temanku berolahraga bersama di fitness center sekolahku. Dua hari yang lalu kami bertemu di sekolah untuk berolahraga.

Kami biasanya mulai dengan mengangkat beban. Aku biasanya menggunakan hanya sedikit beban supaya badanku tidak terlalu berotot, sementara Budi sudah berhasil membentuk badan yang kekar dan berotot. Setelah itu, aku biasanya berenang untuk melatih kardio.

Sunday, July 17, 2005

Tadi malam teman yang naksirku bermain ke apartemenku, dia membawakan hadiah sebuah kalung. Indah sekali, katanya dia sengaja menitipi ibu-nya untuk dibawa dari Indonesia. Kami mengobrol sekitar 2-3 jam, pergi makan malam bersama, dan sesudahnya dia mencium pipiku sewaktu mengantar pulang.

Sekitar jam 11 malam, aku bersiap-siap pergi ke club dengan Ita, seperti biasanya aku berpakaian seksi. Dengan berpakaian seksi seperti ini, biasanya aku tidak perlu membeli minuman sendiri sebab pasti ada cowok2 yang membelikan minuman. Sekitar jam 2 kami pun sudah puyeng, mengobrol dan minum dengan sepasang cowok yang kenalan dengan kami di club itu.

Friday, July 15, 2005

Temanku

Huu huuu.. tadi ada satu temanku yang sepertinya suka denganku datang ke rumah. Sudah agak lama kayaknya dia mengadakan pendekatan, mengajak nonton bersama lah, atau jalan2 barengan. Hanya saja dia belum tahu tentang petualangan2 seksku. Kalau sudah tahu apa masih suka yah ?

Monday, July 04, 2005

Pergi ke Bar

Capek sekali rasanya... Akhir pekan ini adalah liburan panjang di sini, karena hari senin adalah hari libur nasional. Semua teman-teman bule-ku sudah pergi sejak hari Jumat malam keluar kota, dan teman-teman indonesia ku mengadakan barbecue bersama pelajar-pelajar lainnya. Tapi aku memutuskan untuk pergi ke bar sendirian saja. Sudah beberapa hari aku tidak merasakan kejantanan pria, jadi aku sengaja memakai baju yang seksi untuk menarik perhatian. Tak lama menunggu di bar, seorang pengunjung bar lainnya sudah membelikan aku minuman dan duduk mengobrol bersama. Kami pergi meninggalkan bar sekitar jam satu pagi. Ternyata dia sudah sangat terangsang, dan kami bercinta sekali di gang di belakang bar itu, kemudian kami pun pergi ke kamar kos dia, dan bercinta semalaman. Dan tadi pagi dua kali lagi, sekali di kamar mandi, dan sekali lagi di dekat pintu kamar dia sebelum aku pulang. Lega sekali rasanya setelah menuntaskan kebutuhan itu. Aku pun kemudian pulang, mandi sekali lagi, dan sebentar lagi tidur. Capek sekali..

Sunday, July 03, 2005

My own blog!

Sejak dulu aku memang sudah ingin memulai blog sendiri untuk bercerita tentang kehidupanku. Rasanya ngempet sekali, aku memang suka sex, tapi menurut adat ketimuran kita, hal itu tidak boleh dicicipi sampai setelah pernikahan. Kebanyakan teman-temanku tidak tahu sama sekali dengan kehidupan seks ku yang terus terang bisa dikatakan liar.
Jadi, semua nama dan fakta-fakta di sini telah disamarkan supaya tidak ada yang tahu.

Sebagai pembuka, aku post cerita pertama yang terjadi sekitar setahun yang lalu. Post selanjutnya akan dalam format diary.

Pesta di rumah Ita

Pesta di rumah Ita.


Cerita ini terjadi sekitar setahun yang lalu, tahun kedua-ku bersekolah di
luar negeri. Aku sedang mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi ke pesta malam itu di rumah temanku, Ita, yang juga sekolah di universitas yang sama denganku.
Semester kami baru saja berakhir, dan pesta ini untuk merayakan itu. Hampir semua mahasiswa Indonesia diundang ke pesta ini di rumah Ita. Ita memang anak orang kaya dan orang tuanya membelikan dia sebuah rumah ketika dia memutuskan untuk meneruskan sekolah di sini. Sedangkan aku, hidup pas-pasan saja, tinggal di sebuah apartemen mungil di dekat sekolah. Meskipun menurutku, apartemen itu lebih enak dan mudah diurus, toh yang datang biasanya hanyalah Ita, atau cowok-cowok ku. Ya, sejak aku kehilangan keperawananku tak lama setelah tiba di sini, aku jadi sering uring-uringan seperti ketagihan seks. Sebagai akibatnya, aku sering mengundang cowok-cowok, baik orang Indonesia, atau bule, untuk ke apartemenku berhubungan seks. Untuk menjaga reputasi dan nama baik-ku, aku hanya tidur dengan 3 cowok indonesia yang kupercaya bisa tutup mulut, dan aku malah lebih sering tidur dengan orang bule yang baru sekali bertemu.



Malam itu aku memutuskan untuk mengenakan baju yang seksi, karena Ita menyuruhku
untuk menemani Tom. Tom adalah orang bule yang sering bergaul dengan orang-orang Indonesia, dia juga sekelas denganku di universitas. Orangnya ganteng, dan kudengar dia memang menaruh hati pada Ita, tetapi Ita sudah punya cowok, dan hubungan mereka sudah serius, jadi Ita memintaku untuk mengalihkan perhatian Tom darinya.
Setelah memilih-milih baju dari lemariku, aku mulai mengenakan celana dalam G-string yang berenda-renda, dengan rok mini hitam, tube top pink tanpa bra. Tak lupa pula aku mengenakan anting hadian ulang tahun dari orang tuaku, dan sebagai aksesori terakhir yang kubawa, beberapa kondom. Aku tidak tahu apakah Tom bebas dari penyakit menular atau tidak, dan aku pun tidak ingin mengambil resiko tertular.


Sesampainya aku di rumah Ita, aku langsung mencari Ita untuk lapor diri dan mengucapkan selamat ultah.
"Vanessa, Tom masih belum nyampe tuh, ntar kalo gua ngeliat dia gua panggil elu deh," kata Ita.
"OK. gua mau nyari minuman dulu deh. Happy birthday, yah!" ujarku sambil ngeloyor pergi mencari minum.
Aku mulai berjalan ke arah wet bar yang ada di rumah Ita, ketika aku bertemu dengan Indra, tak sengaja aku menubruk dia ketika dia keluar dari WC.
"Ouch.. sori nih. Eh, Vanessa, udah lama engga ketemu," kata Indra sambil matanya mengerling nakal. Indra termasuk salah satu cowok yang pernah one night stand denganku, dulu sebelum aku menyadari bahwa dia ternyata tidak bisa dipercaya untuk tutup mulut.
"Eh.. Indra.. gak apa-apa. Iya nih udah lama engga ketemu," kataku sambil beringsut pergi. Aku selama ini berusaha menghindari ketemu Indra soalnya dia pasti akan minta jatah lagi. Tapi Indra dengan sigap bergerak dan mengapit tubuhku ke tembok, "Ness, gua udah lama kangen banget sama elo nih. Elo tau kan, gua sekarang udah putus sama si Cynthia. Adik gua ini udah sebulan belum dipuasin. Gua jadi inget terus waktu dulu tidur sama elo. Apa elo engga pengen merasakan kejantanan gua lagi?"
Aku mulai merasakan sesuatu yang keras mendesak perutku di bawah. "Dra, please jangan.. gua ada date nih malem ini. Kan engga enak sama date gua," kataku sambil berusaha mendorong Indra, tetapi Indra tetap lebih kuat dariku, dan menekan tubuhku ke tembok,"ayo dong Ness, bentar aja.. gimana kalo elu oralin gua deh."
"Dra, nanti deh.. kalo pesta udah beres, gua puasin elo. gimana?" aku sudah mulai putus asa, dan terpaksa menawarkan itu.
Indra tersenyum sesaat, lalu matanya turun ke arah buah dadaku yang tertutup tube top tipis. Puting susuku sudah mulai mengeras akibat kejantanan Indra yang menekan perutku dari tadi dan kemungkinan harus memuaskan dua cowok malam itu.
"oke.. nanti aku cari kamu, sayang," sambil berbicara, Indra menyelipkan tangan-nya ke dalam rok mini-ku dari bawah, dan meremas pantatku. Lalu dia pergi.

Aku berdiri menyender ke tembok sesaat, tanpa kusadari napasku sudah terengah-engah dan jantungku berdebar-debar gara-gara adrenalin yang mengalir deras.


Kuteruskan berjalan ke wet bar dan mengambil minuman Bombay Sapphire. Sambil meminum sedikit-sedikit, aku berjalan ke balkon rumah Ita. Di perjalanan ke balkon itu aku melihat beberapa cowok yang pernah merasakan tubuhku. Jack(bule) adalah orang pertama yang meniduriku di LA, pada hari pertama sekolah semester pertama di sini. Anto suka sekali bersenggama di tempat-tempat tersembunyi di sekolah, beberapa kali kami melakukan-nya di WC perpustakaan dan di kelas-kelas kosong. Budi, dengan badan-nya yang berotot dan atletis, sering menusukkan kejantanan-nya dulu ke dalam tubuhku di kamar mandi fitness center sekolahku. Kami dulu memang suka pergi bersama ke sana untuk berolahraga. Tapi hari ini aku menghindari semua cowok-cowok itu, dan pergi menunggu datangnya Tom.

Tak lama kemudian, Tom muncul di balkon diganden Ita yang kelihatannya sudah ingin melepaskan tangan Tom. "Tom, ini dia.. dari dulu gua pengen ngenalin elu duaan, kayaknya cocok deh hehe.. Enjoy!" Ita pun pergi kembali ke dalam.

"Tom, nama gua Vanessa," aku mengulurkan tangan untuk bersalam.
"Halo, gua kayanya sekelas dengan elu deh. EE411 ?"
Kami mulai mengobrol tentang sekolah, kelas, dan teman-teman kami. Tom mengobrol sambil sesekali mencuri pandang ke arah Ita. Ita memang kelihatan hot sekali malam itu dengan gaun potongan rendah di dada-nya. Chris, cowok Ita, berdiri di sampingnya, dan kelihatannya sudah tak sabar ingin menyeret Ita ke kamar tidur, tangannya dari tadi sudah menjelajahi punggung, pantat, dan kadang-kadang buah dada Ita.

Tom tampaknya mulai menyadari bahwa Ita sama sekali tak tertarik dengan dia.


Kami sudah mengobrol di balkon selama sekitar satu jam, dan Ita tidak sekalipun datang ikutan mengobrol, atau melihat ke arah kami. Kupikir, ini lah kesempatanku dengan Tom, kuambil tangan Tom, "Tom, I know you like Ita, but she's already with someone else" kucium perlahan bibir Tom, dan aku melihat dalam-dalam ke matanya yang biru indah, hampir membuatku orgasme di situ juga. Tom membalas ciumanku, dan kami french-kiss di balkon sambil berpelukan hampir selama setengah jam. Aku memutuskan untuk mengajak Tom ke tempat yang lebih sepi.. Kutarik tangan Tom menuju pintu kedua di balkon itu, yang kelihatannya gelap.
Kubuka pintu kaca itu, dan ternyata itu menuju kamar tidur Ita. Kudorong Tom ke atas ranjang, dia menari aku ke atas tubuhnya, dan kami pun mulai berciuman dengan lebih panas. Tangan kanan Tom mulai turun ke arah pantatku, dan menarik rok-ku ke atas. Sementara itu tangan kirinya menurunkan tube-top ku dan mulutnya mulai menjilat-jilat puting susuku. Kutarik kepalanya ke dadaku yang telanjang sambil mendesah-desah. Enak sekali rasanya.


Tiba-tiba Tom mendorong tubuhku ke ranjang, dan dia naik ke atasku. "Ness, gua dari dulu udah pengen mencicipi tubuh elu, sejak gua ngeliat elu di kelas, elu selalu terlihat seksi. Sudah lama aku ingin melakukan ini denganmu," Tangan-nya meraba-raba ke bawah perutku, dan menggosok-gosok kelentitku. Aku menggelinjang tidak karuan sambil tanganku meremas sprei. Dengan sekali sentakan, Tom merobek celana dalamku, dan menghujamkan penisnya ke dalam tubuhku. Napasku tersentak, orgasme pertamaku malam itu tiba-tiba melanda tubuhku, hampir saja aku menjerit kalau Tom tidak menutup mulutku dengan tangannya.
Sementara itu Tom terus bergoyang di atasku, kejantanannya yang kekar dan panjang bergerak keluar masuk lubang senggamaku. "Gua suka banget cewek asia, cantik-cantik, dan cepat sekali basahnya," ujar Tom ditengah mengentotiku. Tangan Tom mulai mencubit puting susuku, dan mulutnya sesekali menjilati buat dadaku, membuatku hampir menjerit-jerit lagi. Kali ini, Tom menciumi aku dalam-dalam sambil bergoyang-goyang. Aku pun menutup mata, dan menggoyangkan pinggulku menikmati persetubuhan ini.
Tom berganti posisi lagi dengan menarik tubuhku untuk duduk di pangkuan dia. Rok dan tube-top ku masih bergantung di pinggangku menyerap sedikit keringat yang mulai keluar, sementara Tom masih berpakaian lengkap, hanya penisnya saja yang keluar. Kami berdua bersenggama sambil menghadap ke pintu kaca yang menuju ke balkon. Ditengah desahan nafsuku, aku melihat Indra sedang merokok sambil mengobrol dengan Budi di balkon.
Tangan Tom yang kiri meremas-remas buah dadaku, dan tangan kanan-nya mengusap-usap kelentitku sambil penisnya menusukku dari bawah. "Toommm... aku sebentar lagi keluarr..."
"Ness, tunggu bentar... ahh.. aku juga udah mau keluarrrr"

Kami berdua pun berpacu menuju kenikmatan, dan akhirnya kurasakan tubuh Tom menegang, dan penisnya membesar. Cairan sperma kurasakan hangat di dalam vaginaku, membuatku juga orgasme. Tom menjilat-jilat payudaraku sambil menungguku "turun" lagi. Rasanya aku hilang tenaga sama sekali, dan akupun tiduran di dada Tom sambil bernapas terengah-engah.


"Vanessa, apa ini berarti kita sekarang pacaran? " tanya Tom.
Aku tersenyum,"Engga Tom, ini berarti kita sudah pernah have sex bersama. Seriously, gua cuma mau have fun, engga ada apa-apa lagi kok."
Tom menarik napas lega, dia bangkit dari ranjang, mencium keningku, sambil meremas buah dadaku sekali lagi, lalu dia memasukkan penisnya lagi, dan pergi keluar kamar tidur.
Sebelum keluar, dia mengambil celana dalamku yang robek, dan memasukkannya ke dalam kantung kemeja dia,"untuk kenang-kenangan" katanya sambil tersenyum nakal.

Aku pun bangun, dan membereskan pakaianku seperti semula minus celana dalamku.


Setelah berkaca, dan memastikan aku kelihatan rapi, aku mulai berjalan keluar sambil berhati-hati untuk menghindari Indra yang masih sedang di balkon rumah.
"Ness!" Ita memanggilku dari ruang keluarga. Akupun berjalan cepat-cepat ke arah Ita, sambil mengawasi balkon. "Ness, thanks banget yah tadi bicara sama Tom. Tadi dia dateng & bilang ke gua good luck dengan Chris, kayanya dia udah engga terobsesi sama gua lagi deh." Huh.. kalo aja Ita tahu apa yang mesti gua lakukan untuk itu, pikirku,"Gak apa-apa Ita, Happy birthday! Gua mau pulang dulu deh, capek nih" ujarku. Ita memelukku sebelum aku pulang,"Vanessa, kok kamu keringetan sih ?" tanya Ita. Aku sedikit merasa bersalah tadi meniduri Tom di ranjang Ita,"ah.. enggak tadi dapur terlalu banyak orang."
Ita perlahan-lahan menurunkan tatapannya ke arah kakinya. Aku mengikuti arah tatapannya penuh tanda tanya, dan setelah aku melihat segumpal cairan putih di jari kaki Ita, akupun menyadari apa yang terjadi. Ternyata cairan sperma Tom telah mengalir keluar vaginaku, dan karena aku tidak mengenakan celana dalam, menetes ke kaki Ita. Rumah ita memang penuh dengan dentuman house music, dan sebagai akibatnya, aku harus berdiri dekat Ita dan berbicara di kuping Ita.
Ita pun ternyata menyadari apa yang telah terjadi, dan tersenyum padaku,"I hope you had a good time tonight.. ayo deh pulang, capek kan ?" Aku tersenyum lemah, dan berjalan ke arah pintu rumah Ita.


Karena aku tiba di pesta terlambat, mobilku diparkir agak jauh dari rumah Ita.
Begitu aku sampai di mobilku, aku mulai mencari-cari kunci mobilku di dalam tas tanganku.
Tiba-tiba kudengar ada orang berjalan di belakangku. Sebelum aku sempat membalik, dia telah mendorong tubuhku keras-keras ke mobilku dan membekap mulutku. "Ness, elo suka ngentotin orang bule ya? Tapi sama gue elo engga mau? Gua juga tau udah berbulan-bulan elo ngehindarin gua terus" Ternyata Indra! "Loe kira tadi gua engga bisa ngedenger ranjang di rumah Ita ngebentur tembok pas elu ngentotin Tom ? Nih rasain kontol gue bikinan dalam negeri!" Indra meraba-raba selangkananku untuk melepaskan celana dalamku, tapi tentu saja dia tidak bisa menemukannya karena disimpan oleh Tom. "Engga pake celana dalem Ness ? Tentu aja.. elu sebenernya dateng ke pesta Ita udah pengen ngentot, yah ? sengaja mencari mangsa ? "
Tanpa memberi kesempatan padaku untuk menjawab, Indra dengan kasar menyetubuhiku dari belakang sambil masih membekap mulutku. "Ohhh.. enak banget deh memeklu, ness. Ahhhhh.. Si Cynthia engga ada apa-apanya dibanding badan elo." Tangan Indra yang satunya lagi meraba-raba dan memilin puting susuku. Rok miniku sudah naik ke pinggangku, dan penis Indra keluar masuk dengan cepat dari liang senggamaku. Aku mulai merasakan nafsuku naik, dan orgasme mendekat. Terus terang aku terangsang sekali dengan omongan jorok Indra, dan perkosaan dengan kasar seperti ini. "Ness,.. elo emang cewek bispak.. Ngentot dengan dua cowo satu malem. cewek gila seks yah elo.." Diomongi seperti itu terus, aku pun hilang kendali, dan orgasme sambil menggeliat di pelukan Indra. "Ohh.. gua bisa ngerasain memek elo meremas-remas kontol gua. Suka yah di perkosa seperti ini ? huh?" Indra kembali menghinaku dengan omongannya. Tapi apa daya.. memang aku menikmatinya, dan malah orgasme diperkosa seperti ini.

Tak lama kemudian, Indra pun orgasme, dan menyemprotkan spermanya di dalam rahimku. Entah sudah berapa kali aku orgasme diperkosa olehnya. Tanpa bicara, Indra memasukkan kembali penisnya, dan menarik retsleting celananya. Sebelum dia berjalan kembali ke rumah Ita, aku sempat menggumamkan.. "Dra, kapan lagi maen?". Indra hanya tersenyum, dan langsung berjalan.


Aku merasa lemas sekali, dan terduduk di samping mobilku sampai merasa cukup kuat untuk menyetir kembali ke apartement ku. Air mani Tom dan Indra bercampur dengan cairan birahiku mengalir keluar dari vaginaku. Akupun masuk ke mobil, dan mulai menyetir pulang, tak sabar untuk mandi dan tidur setelah melayani dua pria malam itu.