Monday, November 06, 2006

Flinging myself off a cliff

Ada yang bertanya lewat comment page apa saya sebenernya adalah Citra. Wah.. jadi tersanjung juga diperbandingkan dengan mbak Citra, tapi engga koq, Nessa bukan Citra.. saya kadang-kadang suka membaca cerita dia, tapi engga pernah mencoba kontak, bertemu, dst..

Dari tulisan2 Citra, kami kayaknya agak berbeda. Mungkin yang mirip hanyalah sikap kami yang liberal terhadap seks. Cukup sebegini dulu deh pembahasannya :)


-------------------------------------------

Malam sudah semakin larut, beberapa menit yang lalu aku masih bisa melenggak-lenggok dengan bebas di lantai dansa klub malam itu, sekarang kami semua berhimpit-himpitan mengikuti irama musik house. Entah sudah berapa cowok malam itu yang mencoba dansa denganku, mulai dari yang berpenampilan rapi seperti eksekutif muda sampai ke anak SMU yang sedang horny, semuanya kudiamkan saja.

Anak SMU ?? yaks.. aku sedang ada di Bandung beberapa bulan yang lalu. Setelah beberapa hari mengurung diri di rumah gara-gara jet lag dan membiasakan diri dengan makanan (dan bakteri di dalam makanan) di Indonesia, akhirnya aku tidak tahan lagi dan pergi clubbing malam ini.
Aku sengaja pergi sendirian clubbing, tokh kalau aku ketemu cowok yang ingin aku tiduri, risih rasanya kalau ketahuan teman-temanku. Hanya Ita yang tahu sifatku yang sebenarnya.

Sudah beberapa minuman keras kutenggak malam itu, dan aku sedang asyik2nya menari diterpa berbagai warna lampu sorot ketika sepasang tangan tiba tiba memeluk pinggulku dan seseorang menggosokkan kejantanannya ke pantatku. Dengan sebal aku berbalik hendak menampar mukanya, tetapi rupanya aku sudah minum terlalu banyak malam itu, dan malah terjatuh ke lantai.
Sepasang tangan menolongku berdiri, dia memapahku berjalan menuju salah satu meja yang kosong. Maluuuu sekali rasanya jatuh di depan umum seperti itu. Cowok yang membantuku itu segera memesan segelas kopi untukku. Sambil menunggu kopiku datang, kami mengobrol sedikit-sedikit. Susah sekali rasanya melihat mukanya saking malunya aku, kalau bisa aku ingin menghilang saja dari bumi.
Semakin lama mengobrol, aku menyadari tampang Eko sebenarnya agak-agak mirip dengan Indra. Ternyata dia seorang mahasiswa di Bandung, sedang menyelesaikan tahun ke empatnya. Kopi tak lama kemudian tiba, dan kami berdua ternyata cocok sekali dan nyambung pembicaraannya.

Sedang asyik-asyiknya kami mengobrol, tiba-tiba seorang cowok lain yang berpenampilan rapih dan keren datang duduk di meja kami ," Eko, pantas gua engga dapet cewek melulu dari tadi soalnya cewek yang paling cantik duduk terus sama elo! Eh.. kenalan dong, nama gua Ardi. ", ujarnya sambil menyodorkan tangan. "Nessa", aku pun bersalaman dengan dia sambil menatap matanya. Terasa tangannya kokoh dan berotot, mmm memang tipe cowok seperti inilah kesukaanku, tampang keren, bodi berotot. Aku malah berpikir agak jorok-jorok sambil kami bertiga mengobrol di sana. Sesekali aku juga menangkap basah Ardi melihat dadaku yang tertutup gaun berpotongan rendah malam itu. Terus terang aku juga sekali-dua kali tertangkap sedang memelototi otot lengan Ardi yang cukup besar. Ingin rasanya aku memeluk kedua lengan itu, ditindih tubuh Ardi sambil menggeliat-geliat penuh kenikmatan. Sambil melamun, tanpa sadar kedua puting payudaraku mulai mengeras, dan selangkanganku terasa lembab. Ardi dan Eko malah sibuk berdebat tentang pertandingan Persib-Persija. Di tengah keramaian itu, hp-ku berdering mencari perhatianku, hampir saja tidak terdengar karena bisingnya suasana di club itu.
Di layar LCD hp tertera peneleponku - Mama. Langsung aku bergegas ke luar club supaya mama tidak curiga mendengar musik di sana.

Ternyata mama hanya ingin memastikan aku tidak lupa besok ada acara keluarga sekitar jam 1 siang, whew.. untung dia tidak bertanya macam-macam. Setahu mama aku sedang jalan-jalan dengan teman-temanku. Aku berjalan kembali masuk ke dalam club itu, sambil memikirkan cara mengajak Ardi untuk berduaan. Dari kejauhan terlihat Ardi dan Eko masih berdebat, hanya saja terlihat agak memanas kali ini.
Langkahku tiba-tiba terhenti ketika aku melihat Eko mengeluarkan sebotol cairan kecil, dan dengan cepat menuangkan isinya kedalam gelas kopiku. Ardi berusaha menghentikan Eko, tapi dia agak terlambat, dan hanya bisa menampar botol kosong itu ke lantai.
Aku tersenyum sedikit, menyadari apa yang sedang terjadi di sana. Setelah berpikir beberapa saat lagi, aku meneruskan jalanku dengan mantap ke meja kami bertiga. Masih kurasakan temperamen yang agak tinggi di meja itu ketika aku duduk di tengah mereka berdua.
"Eh.. koq pada diam semua nih, sorry yah.. tadi mamaku menelepon.", celotehku.
Ardi hanya diam saja memelototi Eko, sementara Eko tidak berani menatap siapa-siapa.
Tak lama kemudian Eko menggumam,"kayanya udah malam nih.. aku cabut dulu.", lalu berjalan gontai keluar.

Ardi pun mulai rileks, kami berdua melanjutkan mengobrol dengan semakin mesra. Lengan Ardi tersampir di pundakku. Beberapa kali aku melihat Ardi mencuri-curi pandang ke dalam mini dress yang kukenakan. Ketika aku tertawa-tawa, bagian depan dress itu berayun-ayun seiring dengan buah dadaku yang tidak ditahan bra malam itu, dan Ardi pasti melihat cukup banyak bagian buah dadaku malam itu. Ditengah tawaku itu, Ardi tiba-tiba mengecup pipiku. Aku tidak ragu-ragu membalas mencium bibirnya dan menyelipkan lidahku masuk. Tanganku menjelajahi dadanya yang bidang dan kokoh. Ohh... ingin sekali rasanya aku dicumbui pria malam itu.
Ketika ciuman itu berakhir, aku menanyakan, "Di, tadi ribut-ribut apa sih sama Eko ?"
"Ah, engga apa-apa koq.. gak usah dibahas deh.. eh.. cuman masalah sepak bola koq"
"Lho.. abis tadi itu Eko nuangin cairan apa ke kopi gua? obat perangsang yah? ", Ardi terbengong-bengong mendengar pertanyaanku. Sebelum dia sempat bereaksi, kuminum kopiku sampai habis.
"Di, elu tau sendiri, kopi gua sudah abis diminum. Kalo elu engga mau, gua pasti bakal nyari cowok lain gara-gara obat itu."
Ardi segera menggandengku pergi dari sana setelah meninggalkan uang di meja untuk minuman kami. Dia memacu BMW-nya secepat mungkin di jalan-jalan Bandung yang lengang malam itu. Kira-kira baru satu kilometer dari club malam, aku mulai merasakan efek obat yang kuminum, darahku serasa berdesir, mukaku mulai merona, dan kemaluanku mulai becek dan berdenyut-denyut. Tanpa dapat kutahan, tanganku meraba-raba kemaluan Ardi dan meremas-remasnya.
Untunglah tak lama kemudian kami tiba di sebuah hotel. Lama sekali rasanya Ardi membereskan pembayaran, dan sementara itu tubuhku serasa sangat sensitif, kemaluanku sudah membanjir rasanya. Ardi kembali membawa sebuah kunci kamar. Dengan terburu-buru kami masuk ke dalam dan saling berciuman.
"ayo Di, aku sudah engga tahan lagi", ujarku memohon.
Meraba-raba ke bawah mini dressku, Ardi merobek celana dalamku dengan sekali renggut. Aku pun tak kalah membuka celana Ardi dengan lincah. Kejantanan Ardi berdiri tegak penuh perhatian. Sambil menghimpit tubuhku ke tembok, Ardi dengan kasarnya menusukkan penisnya. Aku yang memang biasanya suka sekali seks kasar, ditambah lagi dengan pengaruh obat itu, bisa merasakan orgasme sudah dekat sekali. Kami berdua berpacu menuju kenikmatan, lengan Ardi yang kokoh menarik tubuhku menghujamkan kejantanannya ke dalam.
Orgasme itu datang sangat intens.Tubuhku yang memang sudah sangat terangsang karena pengaruh obat, mengejang keras. Kakiku bersilang di pantat Ardi, menarik penisnya masuk lebih dalam lagi. Tanganku meremas lengan Ardi keras-keras, sementara pinggulku bergoyang-goyang menikmati klimaks itu.

Ardi merengkuh pantatku dan membaringkanku di ranjang, tanpa menunggu lama dia mulai menggoyang pinggulnya lagi, menyetubuhiku dalam posisi missionary. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dengan nikmat dan berpegangan ke lengannya yang kokoh, persis seperti yang kuimpikan di club tadi. Dengan kasarnya dia menarik dressku turun ke bawah payudaraku, dan mulai menyedot putingku dengan nikmatnya. Tangan Ardi mencengkeram lenganku dengan keras di kiri-kanan kepalaku, kami berdua saling bersenggama dengan penuh nafsu.

Kali ini kami berdua sama-sama orgasme berbarengan. Tubuh Ardi yang berotot mengejang di atas tubuhku, tangannya satu meremas-remas payudaraku sambil mukanya memancarkan ekspresi penuh kepuasan seksual, mata setengah tertutup. Kurasakan penisnya membesar di dalam lorong kewanitaanku dan akhirnya memuncratkan spermanya ke dalam rahimku.

Sampai sekitar empat jam kami terus-terusan bersetubuh di kamar hotel itu dengan berbagai posisi dan intensitas. Obat perangsang di dalam kopi yang kuminum itu hilang pengaruhnya setelah sekitar 2 jam, tapi dorongan seksku malam itu memang sedang tinggi, membuatku untuk mencari kenikmatan seks dengan orang yang baru saja kukenal malam itu.

Sekitar jam 4 pagi, Ardi mengantarku kembali ke mobilku yang ditinggal di club malam. Dressku sudah setengah lembab dari keringat kami berdua dan sperma Ardi yang mengalir dari vaginaku. Kusisir sedikit rambutku supaya tidak terlalu kacau, sementara celana dalamku sudah hancur robek, dan malah dikantongi Ardi sebagai kenang-kenangan. Kami berciuman lama sekali dekat mobilku, tangan Ardi sibuk menikmati lekukan-lekukan tubuhku yang baru saja dia nikmati secara intim. Hampir saja kami bercinta lagi di lapangan parkir itu, kentongan siskamling pagi-pagi membuyarkan rencana itu.





15 comments:

Anonymous said...

k nessa kan sering bgt tuh hubungan intim n aku udah sering baca juga banyak cowo yg nyemprotin spermanya ke rahin k nessa, apa k nessa ga takut penyakit kelamin tuh...?
terus koq kayanya k nessa juga ga takut ketularan virus HIV...?
apa k nessa jg ga takut ketularan penyakit menular kelamin...?

Anonymous said...

nessa apa segitu gampangnya kenal terus langsung ML, bagi gw itu merupakan pilihan sulit karena kita gak tau dia itu siapa walaupun dari gambaran yg cowok berikan dapat menyakinkan kita. sebagai wanita tentu harus berpikir 2 x dong 4 menyakinkan kita bersih gak orang itu. lihat 15 atau 20 tahun yg akan datang dalam diri anda. Live 4 better

Anonymous said...

senang bisa baca posting vanessa lagi, terus berkarya!!!

Anonymous said...

utk anonymous yang bertanya-tanya,

c'mon!! its just a fantasy!! get a life. nevertheless, nessa is a talented writer. Indeed.

Nice to hear from u again after awhile. keep on writing :)

Anonymous said...

btul tu mas ardan. vanessa emang pinter nulisnya, ga kaya yg laen, yg cuma bisa copy paste serita2 lama. maju terus!

Vanessa said...

Ma' kasih buat temen-temen yang suka baca diary ini.

Anonymous said...

wah ini cerita yah kiraan pengalaman sungguhan. padahal gw pengen tahu perasaan wanita ketika bercinta. so cuma khayalan doang toh. tapi bagus kok bikin kita horny

Vanessa said...

cerita doang ? ha ha..
gini deh.. kalo suka baca silahkan, kalo engga yah sudah.
buat apa sih gua berusaha meyakinkan orang ini cerita bener ato engga ?

Anonymous said...

Setuju sama Nessa! Kenapa sih pada ribet banget mau ngasih wejangan2 segala?! Kaya'nya salah forum deh!
Kalau aku (aku ini cewe' ya!) sih suka sekali sama ceritanya Nessa! Jujur aja, bikin memekku basah! Kalo punya problem mendingan pada consulting deh... kali2 ternyata pada frigid!

Nessa! Keep on writing and living out your sexlife ya! Cuek aja sama orang2 bego itu!

Anonymous said...

teh, mank suka banget ya ML???

libido'x tinggi dunk, kalo lagi high gimana?

kali aja aku bisa "bantuin"???!!!
hehe... becanda ,,, add aq y di ntjoetizme_number1@yahoo.com

minta no pe'x leh ga????

Anonymous said...

Boleh liat foto Ness lagi telanjang ga neh? Ato kalo bisa sih, foto pas lagi dientot/ngentot. Uh, pasti gw seneng banget...!!!
Ayo... terus puaskan nafsu birahimu!!!
Tapi, kalo udah kena AIDS, berhenti , ye..!! Ntar kasia cowoknya... He..he..he

Anonymous said...

Ness, how's life kok udah ngak ada updatenya lagi nih? Udah kelar kuliah? Kyknya kuliah di states yah? uni mana nih? susah di ketemu cewe indo yg sama kyk kita liberal with sex. hahha i wish someday kita bisa ketemu sharing2 pengalaman kita.

take care gal

Anonymous said...

Nice dispatch and this enter helped me alot in my college assignement. Thanks you for your information.

Anonymous said...

I am reading this article second time today, you have to be more careful with content leakers. If I will fount it again I will send you a link

Ar2Di2 said...

Haha.. nemuin juga lho Fit (nama online nessa ya?).. setelah bertahun tahun dicari ketemu jugaa.. elo tau siapa gua kan?
Elo juga tahu apa yang gua mau. email gua masih sama.

Kalo engga percaya, nih buktinya - di cerita ini, celana dalem elo warna kuning, gambar hello kitty.
Mmmhh.. sedang gua pegang di tangan gua nih.