Saturday, August 25, 2007

Flashback (Bukti)

Tanpa terasa, sudah hampir selesai kuliah nessa di sini. Bentar lagi nessa mesti mulai cari kerjaan, bangun pagi setiap hari kerja di kantor. Atau mungkin terusin lagi sekolah S2 ya ? hihi..

Kemaren malem nessa sengaja baca2 diary dari 4 tahun yang lalu, ketika nessa baru mulai kuliah. Ada beberapa cerita yang menarik, mulai dengan yang pertama ini di bawah.

Nessa biasanya menulis satu kata sebagai judul setiap memulai isian di buku diary, sebagai ringkasan pengalaman nessa hari itu. Untuk cerita ini, dari Feb 20 2003, judul yang kupilih "Bukti". Baca cerita sampai habis untuk detailnya.



---------------------------------------------------------------------------------------------------

Bukti
====

Angin dingin musim semi menerpa mukaku, bagai seribu jarum menusuk. Aku berdiri di halaman belakang rumah bergaya Victoria itu. Kebun belakang yang ditumbuhi beberapa pohon besar, dan malam ini sekitar 10 wanita muda berbaris rapi di tengah-tengah kebun diawasi oleh 5 wanita lain.

Ya, aku sedang di tengah peloncoan untuk sebuah organisasi mahasiswi di kampusku. Ada beberapa organisasi sosial di kampus, mulai dari perkumpulan anak2 orang kaya, orang2 latin amerika, wanita asia, para wanita lesbian, etc..
Aku memilih organisasi yang lebih bercampur baur, dengan keanggotaan yang multi-ras dan mulai dari orang2 yang miskin sampai yang kaya. Tapi ada sebuah karakteristik yang mencolok di organisasi ini : semua anggotanya sangat cantik2. Kebanyakan para anggota adalah anggota cheerleaders di sekolahku, atau dance team.

Sudah 3 minggu terakhir ini aku langsung datang ke rumah milik perkumpulan ini begitu aku selesai kelas untuk perpeloncoan. Biasanya aku pulang ke apartemenku sendiri jam 10-11, malah beberapa kali aku tidak sempat tidur sama sekali, atau tidur di rumah itu.
Group pelonco ku mulai dengan sekitar 50 mahasiswi, 80% telah mengundurkan diri gara2 brutalnya peloncoan kita.
Malam ini adalah malam terakhir peloncoan kita, kami semua tiba di rumah ini jam 10 malam dalam keadaan cantik, wangi, dan di dandan habis-habisan. Kukira malam terakhir ini akan ada pesta untuk merayakan akhir peloncoan ini, tapi rumah itu sepi dan kosong. Seperti banyak rumah2 organisasi sosial (sorority) lainnya, para anggota biasanya tinggal di rumah itu, selalu ada orang2 lalu-lalang di dalam rumah, entah menonton TV, belajar, dst.. tapi malam ini tidak seperti biasanya lengang.

Para calon anggota saling berbisik-bisik dengan satu sama lain di kebun belakang, mencoba menebak acara malam itu. Tiba-tiba para senior memanggil kami semua ke dalam rumah.

Aku berjalan mengikuti salah satu seniorku, Alyssa, ke dalam rumah. Kami semua berkumpul di depan Alyssa mendengarkan penjelasan untuk malam ini, kuperhatikan dia memegang sebuah topi berisi carikan2 kertas. Penjelasan itu dimulai dengan pernyataan bahwa semua anggota harus melalui tes terakhir ini, tidak ada perkecualian. Tes ini adalah bukti kesetiaan para calon kepada organisasi sorority yang akan menaungi kami seumur hidup. Lalu Alyssa meneruskan dengan sisa penjelasan itu....

Sambil mendengarkan semua itu, mukaku terasa semakin panas dan memerah, jantungku berdetak-detak dengan cepat.
Ringkasan-nya kira-kira begini :
Di dalam topi ada 10 potongan kertas, masing2 bertuliskan sebuah nomor kamar di rumah itu. Di dalam kamar yang kami dapat, ada seorang cowok, dijamin dari sekolah kami, sehat, ganteng (menurut Alyssa), dan bebas penyakit.
Tugas kami adalah untuk menyediakan kepuasan seksual untuk cowok itu, dengan cara apapun.
Tanpa banyak pikir2, beberapa calon anggota di sebelahku langsung berjalan ke luar sambil mengomel-ngomel. Salah satunya, Erin (belakangan menjadi salah satu teman baik ku), malah menghampiri Alyssa dan berteriak-teriak mengamuk merasa terhina.

Tinggal empat calon anggota di ruangan itu, semua membisu mempertimbangkan situasi ini. Di satu pihak, kami telah berkorban banyak dalam peloncoan ini. Sayang sekali kalau harus membuang semua kerja keras itu. Aku benar2 ingin menjadi anggota karena sorority ini memang sangat populer di kampus dengan para atlet, mungkin suatu hari aku bisa nge-date dengan bintang2 olah raga di kampusku (hihi.. ).

Tapi di lain pihak, masak sih tidur dengan cowok yang enggak dikenal?

[...............]

Misuko, salah satu calon anggota dari Jepang, adalah yang pertama berdiri. Setelah lama kami semua duduk dalam hening, memikirkan pilihan2 kami, akhirnya Misuko yang paling cepat membuat keputusan.
Dia tampak anggun sekali malam itu, mengenakan sebuah gaun ketat dari bahan katun. Dengan perlahan tapi pasti, Misuko menghampiri Alyssa, dan memilih secarik kertas.
Lalu Misuko menarik napas panjang, berjalan ke kamar nomer 8 (di lantai dua). Dia berdiri sebentar di depan pintu sambil merapikan rambutnya, lalu masuk ke kamar itu.

Tinggal tiga calon anggota.

Dua calon anggota lainnya ternyata tidak ingin kalah, mereka berdua langsung memilih nomor masing2 dan mengikuti jejak Misuko menjadi anggota sorority itu.

Tinggal aku sendiri di ruangan keluarga yang luas. Lima pasang mata seniorku mengawasi gerak-gerikku. Api pendiangan berkobar di perapian, mengeluarkan aroma kayu dan pinus.
Samar-samar terdengar lenguhan nafsu dan derit ranjang dari deretan kamar2 tidur di rumah itu. Tidak satu patah katapun diucapkan para senior setelah Alyssa selesai dengan penjelasan acara setengah jam yang lalu.

Sambil menghela napas panjang, aku berjalan menghampiri Alyssa, kuambil carikan kertas yang paling atas. Seketika itu, Alyssa langsung membuang 6 potong kertas lain yang tersisa ke api pendiangan. Aku berjalan menuju kamar 3, berdiri di luar pintu beberapa saat, bimbang apa aku mesti mengetuk pintu dulu atau tidak.
Akhirnya aku memutar pegangan pintu, dan masuk.

Kamar itu sangat gelap, cahaya rembulan menerawang dari jendela yang terbuat dari kaca patri. Ada sebuah ranjang di salah satu sisi kamar itu, dan seorang cowok duduk diatasnya. Tampangnya sangat terlihat familiar, sepertinya aku pernah melihat dia sebelumnya. Tubuhnya sangat atletis, dan seperti yang dijanjikan Alyssa, memang ganteng.

Tanpa banyak bicara kami berdua melakukan hubungan dewasa itu. Rangsangan2 cowok itu terasa sangat ahli dan mantap. Gaun malamku teronggok di tengah ruangan, dan celana dalam rendaku menumpuk di atas pakaian cowok itu. Bayangan tubuh kami berdua menari-nari di tembok diterangi cahaya bulan.

Sekitar dua jam kami berdua saling memuaskan satu sama lain tanpa berkenalan atau bahkan bertukar nama pun.

Aku tertidur sesaat, capai bermandikan keringat di ruangan itu. Ketika aku bangun, jam weker menunjukkan pukul 2.30 pagi. Ada secarik kertas di bantal sebelahku : "I really enjoy our time together tonight. Call me. Tyler"

Kukenakan kembali pakaianku, dan bersiap-siap pulang ke apartemenku. Ketika aku keluar kamar tidur itu, ternyata para senior, Misuko, dan dua calon anggota lain sudah menunggu di ruang keluarga. Semua mengenakan pakaian tidur dan sebuah medali dengan cap lambang organisasi kita.
Alyssa memeluk hangat tubuhku yang letih itu. Dikelilingi teman-temanku yang cantik, aku menerima medaliku. Alyssa mengumumkan dengan bangga,"Nessa, selamat datang ke organisasi ini. Kamu telah membuktikan kesetiaanmu."

Malam itu kami para anggota baru tidur di rumah baru kami yang nyaman, dikelilingi keluarga baru kami.