Sunday, September 27, 2009

Satu minggu terakhir ini kulalui dengan aktivitas yang hampir sama setiap hari : kerja seharian, selesai kerja aku pergi ke rumah Kyle, seks sampai kami kelaparan, biasanya kami keluar rumah sebentar mencari makan malam, lalu kembali ke rumah Kyle untuk seks lagi semalaman. Sekitar jam 6 subuh biasanya aku pulang ke rumahku sendiri, mandi, dan bersiap-siap untuk pergi kerja lagi.



Tapi jumat malam itu agak berbeda dari biasanya. Aku menonton film di rumah sendirian, lalu tidur sekitar jam 10.


Seorang lelaki berpakaian hitam-hitam duduk di dalam mobilnya yang terparkir di seberang jalan. Sesekali ia mengeluarkan sebuah teropong dan melihat melalui jendela yang agak terbuka. Ketika lampu terakhir di rumah itu dimatikan, menandakan penghuninya tidur, lelaki itu menyalakan timer untuk 30 menit dan kembali minum kopi.
Ketika tiba waktunya, dia keluar dari mobilnya, dan menengok sekali ke kiri-kanan, dan berjalan keliling rumah itu. Tak lama kemudian, usahanya berhasil, ia menemukan jendela yang tak terkunci.


Mukanya tertutup topeng ski, hanya bagian mata saja yang terbuka. Pria itu mengendap-endap mengelilingi rumah untuk mencari kamar tidur utama, dan untuk memastikan tak ada orang lain di rumah. Perlahan-lahan ia membuka pintu kamar tidur dan menyelinap masuk. Sesosok wanita sedang tidur di atas ranjang dengan hanya mengenakan secarik celana dalam. Tubuhnya yang mulus terpampang dengan jelas, dan payudaranya yang berukuran sedang mengkilap diterangi cahaya bulan dari skylight di langit-langit kamar. Pria bertopeng itu sejenak berdiri di kaki ranjang mengagumi tubuh setengah telanjang di depannya. Lalu ia membuka seluruh pakaiannya kecuali topeng hitam itu. Kemaluannya berdiri tegak mengantisipasi santapan yang terhidang. Wanita yang malang itu tertidur pulas tanpa menyadari apa yang akan terjadi berikutnya.


Dengan tiba-tiba, pria itu meloncat ke atas tubuh wanita yang terlentang, kedua lengan wanita itu terhimpit di bawah lutut sang pria, sementara kedua tangan pria itu memegang kepala sang wanita, satu menutup mulutnya, satu lagi memegang kepalanya dari belakang. Sang wanita membelalak terkejut dengan serangan itu, tubuhnya memberontak berusaha membebaskan diri, tapi apa daya, pria itu jauh lebih besar dan berotot. Ia hanya bisa menggumam memprotes serangan itu. Jantung sang wanita berdebar-debar, dan nafasnya memburu, membuat payudaranya bergoyang-goyang dengan indahnya.
Setelah agak tenang, pria itu mengluarkan sebuah pisau tajam yang mengkilat oleh sinar bulan, "Kalau kamu teriak, aku potong putingmu satu-satu, lalu aku bunuh kamu, mengerti ? "


Sang wanit menyadari tak ada pilihan lain, dan menggangguk lemah. Perlahan2 sang pria itu melepaskan tangannya dari mulut wanita itu. Sang wanita mulai menyadari bahwa pria itu telah telanjang bulat, matanya perlahan-lahan turun kebawah, ia menarik napas kaget dengan ukuran kemaluan pria itu, panjang sekali, dan tampaknya sangat kokoh.


Tiba-tiba pipi wanita itu terasa membakar panas, satu, dua tempelengan mendarat di mukanya. "Ingat, kalau kamu teriak, aku bunuh!". Wanita itu kembali mengangguk.


Pria itu mundur sedikit untuk melepaskan kedua lengan sang wanita yang tadinya terperangkap di bawah lututnya. Ia mengagumi sejenak betapa sempurnanya tubuh sang wanita.... "Lonte, namamu siapa ? " tanya sang pria seenaknya sambil mengacungkan pisau itu.
"V..va...vanessa....," jawabku gemetar dengan rasa takut.
"mmm sudah satu bulan terakhir ini gua mengawasi elu, selalu bawa cowok yang berbeda-beda pulang ke rumah. Sementara gua hanya bisa menonton lewat jendela," pisaunya bergerak menelusuri permukaan tubuhku dari pipiku turun sampai ke selangkanganku,"gua udah engga perlu nanya kamu apa masih perawan atau engga," dia menghina sambil terbahak-bahak,"tiap pagi gua liat elu melenggak-lenggok dengan pakaian seksi ketempat kerja, tau engga betapa terangsang gua ngeliatin rok elu yang pendek dan ketat ? Sementara gua tahu malam sebelumnya ada cowok yang ngentotin elu semalaman, pasti spermanya masih mengucur keluar memek elu di perjalanan ke kantor." Aku hanya bisa tersipu malu mendengar pernyataan yang akurat itu.
"Baju yang elu pake sering tembus pandang dan juga ketat, kadang-kadang gua bisa ngelihat beha elu yang berenda-renda warna merah. Apalagi kalo kamu sedang jogging sore2, cuma mengenakan sports bra dan celana pendek yang ketat sekali, kadang-kadang gua udah pengen sekali memperkosa elu. Tapi sekarang kesampaian juga," pisaunya menyelinap di antara celana dalam dan kulitku. Dengan cekatan ia memotong kedua sisi celana dalamku dan menarik kain terakhir yang menutupi auratku.


Kemarahan yang kurasa hanya dapat kusalurkan lewat tatapan mata yang tajam. Tak ada kemungkinan untuk mengalahkan penjahat bersenjata pisau, apa lagi cowok yang kekar seperti ini. Pria itu berhenti meluncurkan ejekan dan hinaan ketika dia melihat tatapan mataku yang penuh kebencian. Tangannya yang satu menampar mukaku dengan keras beberapa kali, lalu mencekik leherku dengan keras, sampai aku megap-megap mencari udara,"ini cuman peringatan doang, jangan sampai aku melihat kamu menantangku seperti itu lagi", dilanjutkan dengan tangannya menyumpalkan robekan celana dalamku ke mulutku. Aku bisa merasakan campuran cairan kewanitaanku dan sperma Kyle bekas tadi malam di lidahku.


Jemari pria itu mulai merayap ke bawah mencari kemaluanku, ketika ia menemukan vaginaku basah, terutama karena sisa sperma Kyle, dia terkekeh-kekeh," tampaknya aku bukan cowok pertama yang ngentotoin elu belakangan ini". Rangsangan2 dari jari2nya terasa sangat berpengalaman, membangkitkan nafsu liarku. Nafasku makin lama makin memburu, dan payudaraku semakin mengeras.
Tepat sebelum orgasmeku tiba, tampangku ditempeleng lagi," emang pelacur loe, dikocok sama pemerkosa malahan mau keluar lagi.". Aku hanya bisa menggumam sejadi-jadinya, tertahan oleh celana dalamku sendiri. Dengan kasar ia menarik kedua lenganku, diikat ke tiang ujung ranjangku. Pantatku ditarik ke atas, lidahnya menjilat-jilat kemaluanku dari belakang. Perlahan-lahan nafsuku kembali bangkit, tubuhku secara otomatis mempersiapkan diri untuk persetubuhan dengan mengeluarkan cairan vagina dengan deras. Aku merasa malu sekali dengan tubuhku yang merespons dengan positif rangsangan2 dari pemerkosaku itu, mungkin memang aku ini seorang lonte. Mulutku yang bergumam semakin keras menandakan nafsuku yang semakin mendekati puncak.


Secara tiba2 pemerkosaku menusukkan kemaluannya dari belakang, tubuhku yang didera nafsu sedari tadi berorgasme panjang. Tanganku meremas-remas tali pengikat sejadi-jadinya, persis seperti vaginaku yang secara otomatis meremas-remas penis pemerkosaku, mengundang datangnya cairan sperma untuk membuahi rahimku. Tanpa berhenti sedikitpun, dia terus menggenjot tubuhku tanpa ampun, membawaku ke orgasme yang berikutnya.


Ketika akhirnya dia berorgasme, aku hanya dapat menggeliat-geliat diterobos penisnya yang keras, menikmati persetubuhan secara paksa itu. Campuran sperma antara dua orang lelaki dan lendir vaginaku mengalir keluar tumpah ke ranjangku. Pria itu tersungkur mengejar napas di sampingku. Dengan seenaknya dia mengambil celana dalam dari mulutku untuk mengelap penisnya yang basah, lalu menyumpalkannya lagi ke mulutku.


Tak lama kemudian aku pun tertidur dalam keadaan terikat. Ketika aku bangun, jam sudah menunjukkan 4:00. Tali yang tadinya mengikat tanganku tersampir di kursi di kamarku. Aku melangkah gontai ke arah kamar mandi ketika aku melihat lampu merah di blackberryku berkedip-kedip tanda ada pesan menunggu. Sebuah SMS dari Kyle : "moga-moga semalam puas ya non." Aku tersenyum puas.

2 comments:

Anonymous said...

semua cerita na keren ... bikin konak ...

hahaha

lanjutkan usaha mu sis ...

gag usah dengerin para kaum munafik yang bawa bawa neraka dan moral ...

toh mereka juga baca dan konak bahkan sampe coli ... hahaha

Anonymous said...

You bener banget tuh! Enak banget tuh pasti dijilatin dr belakang :)