
Biasanya aku datang sekitar jam 10 malam, mengenakan pakaian seadanya (biasanya aku mengenakan rok mini dan sekedar t-shirt), lalu kami berdua duduk di ruang tamu. Mulanya memang agak kaku, tapi lama-lama Dion menjadi sering bercerita tentang hari-harinya di sekolah, sambil suara TV mengisi latar belakang di ruangan. Mau tak mau, aku seolah-olah menjadi pacar Dion yang tempat curhat, teman mengobrol, bertukar ide. Aku hanya mengangguk-angguk mendengar cerita Dion, sesekali memberikan saran atau bertanya. Beberapa lama sesudah Dion mulai bercerita, biasanya kami berdua tahu-tahu sudah saling berciuman di ruang tamu, entah siapa yang memulai.